Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Buku Harian dan Kemampuan Literasi ( 8 )

Puisi & Surat Untuk Sahabat

Trulli


Buku Harian ini isinya adalah sebuah catatan perjalanan, puisi, surat untuk seorang sahabat dan lainnya. Didalamnya terangkum perasaan dan opini seorang remaja dalam menyikapi peristiwa-peristiwa tertentu dalam hubungannya dengan love affair, kenyataan, nilai dan norma serta harapan-harapannya di masa depan.

Agar tidak boring, sambil lalu membaca bisa anda nikmati lagu "WIDURI" dari Bob Tutupoli. Lagu ini sangat populer tahun 1980an.



" Puisi Sunyi Untukmu "
buat: Helmy Manan 

Dalam sunyiku yang resah
Kucoba tulis sepucuk surat
Ingin kutanyakan padamu
Masih sempatkah kau tuliskan namaku
Dalam tiap lembar buku harianmu
Dengan catatan rindu yang dalam
Setelah sekian lama kita terpisah

Dalam kesendirian
Kucoba tulis seuntai kata
Karena rinduku terasa telah jauh mengendap
Jadi semacam kesangsian yang memedihkan

Dalam kekecewaan
Kucoba bertanya pada diri
Haruskah aku meratap
Haruskah aku mematung tanpa ucap
Dalam getaran sukma yang penuh harap

Aku hanya ingin bertanya
Tentang sesuatu yang belum kumengerti.
Ada apa dengan cinta kita?
Kini serasa
Jarak antara kita semakin membentang

Aku butuh khabar darimu
Tak peduli itu akan menentramkan
Ataupun sebaliknya, memilukan.
Yang jelas aku butuh kepastian 
Dan aku selalu menunggu.

Sekali lagi...
Bolehkah aku mengatakan
bahwa Aku Masih Merindukanmu.
#September1980

* * *

Surat Untuk Sahabat.

Kangean, Senin 29 Juli 1980

Stop....berhenti dulu ngoceh. Tenang. Baca sembari tiduran. Duduk juga boleh. Berdiri juga boleh. Terserahlah gimana baiknya. Tetapi dengan syarat; buka mata hatimu lebar-lebar. Perhatikan benar-benar. Jangan sampai ada satu baris katapun yang ketinggalan.

Atau baca sekali lagi. Kalau kurang mengerti dua kali lagi, sepuluh kali, seratus kali, seribu kali atau bahkan tak terhingga. Asal mampu saja. Ataupun sama sekali jangan kau baca.

Wah....syarat ini memusingkan ya. Aku sendiri kurang mengerti mengapa bisa ngoceh begini. Mungkin mabuk, mungkin pula gila kali ya. Ya... mungkin begitu pikirmu. Tapi aku gak gila lho! Ya...memang beginilah adanya. Mengapa tiba-tiba kata hatiku sejalan dengan pena. Hal ini mungkin bisa menimbulkan suara berisik, bising atau bahkan jantungmu bisa copot. Heee....

Stop....stop....stop! Berhenti dulu sampai disini. Istirahat dulu...... Yak...cukup! Jangan lama-lama! Sekarang aku ingin bicara lebih tenang. Ramah. Romantis kalau bisa.😊

Walaupun ini tanpa kata. Tapi dengan goresan tinta. Nanti sajalah kalau Tuhan mengijinkan aku akan berkata dengan kata dan perasaan. Tetapi untuk kali ini aku akan berkata melalui kertas ini. Okey....kau setuju?

Itun sahabatku!

Aku tertawa sendiri lho Tun....setelah membaca kembali teks diatas. Mengapa ya... kok bisa sampai gitu. Ya mengapa....aku sendiri kurang tahu. Kok ada model surat kayak gini. Lain dari yang lain. Katakanlah ini tulisan dari orang yang abnormal. Atau anggaplah teks surat diatas merupakan prolog dari sebuah sandiwara. Heee.

Itun yang manis !

Eeeee ... kok pakai rayuan segala nii... Ya... memang begitu adanya. Kalau aku bilang "Itun yang jelek" nanti kau marah. Atau mungkin kau langsung merobek-robek kertas ini. Wah bisa barabe nih...Soalnya kenapa. Sepele saja, "Tidak sesuai dengan kenyataan".

Nah... begini Tun ya. Sekarang telah sampai pada masalah yang sebenarnya. Aku dengar dari Om Rasid, Itun masih belum pulang ke Banyuangi.

Disini aku mengharap, bila nanti rombongan dari keluarga Om Rasid pergi ke Kangean, kuharap Itun ikut bersama mereka. Kau setuju bukan?

Kalau kau ikut nanti, akan tahu keadaan Kangean. Lebih-lebih kita bisa berjumpa kembali. Ooo...betapa aku senang. Akan kupertunjukkan tempat-tempat yang indah disana, atau tempat-tempat yang paling indah sekalipun.

Disini Zaitun baik-baik saja bukan? Syukurlah kalau begitu. Aku juga demikian. Masih seperti dulu. Hanya saja mungkin lebih kurus karena lagi puasa.

Yang terakhir..... sekali lagi kuharap kedatanganmu. Sampaikan salamku pada keluarga besarmu disini. Dan juga jangan lupa...sampaikan salamku pada Hasniyah " Jangan suka ngintip ". heee.

Okey....Sampai jumpa.
Sahabatmu
at Kangean Island.

Catatan:

Sabtu, 02 Agustus 1980. Surat ini aku titip pada Om Rasid saat dia balik ke Pagerungan Kecil. Ketika Om Rasid beserta rombongan tiba di Kangean kembali, menurut informasi Zaitun ada bersama keluarga besarnya menghadiri Resepsi Unduh Mantu.

Jum'at, 08 Agustus 1980. Saya harus kembali ke Sumenep untuk urusan lamaran menjadi guru, padahal Hari Raya Idul Fitri sudah tinggal menghitung hari. Harusnya saat Hari Raya nanti kami semua berkumpul bersama di kampung halaman.

Rabu, 13 Agustus 1980, merayakan Hari Raya Idul Fitri di Sumenep.

Selasa, 19 Agustus 1980, mengikuti test CPNS Guru, bertempat di SDN Pertiwi ( Sekarang SDN Pajagalan II Sumenep )

Jum'at, 22 Agustus 1980, Resepsi Pernikahan Om Rasid & Rukayyah ( Unduh Mantu ) dan Ummi Rusdiyati & Hosni, kemanten bersama kakak beradik dalam satu pelaminan di Kangean. Seharusnya saya ada di Kangean, tetapi karena urusan pekerjaan (CPNS) belum selesai, jadinya gak bisa pulang.

( Saya tidak pernah tahu bagaimana respon dia terhadap surat diatas, karena sejak berpisah di pulau Pagerungan Kecil hingga pada saat ini tak pernah berjumpa lagi dengannya. Sejak berangkat dari Kangean tanggal 08 Agustus 1980 hingga diangkat menjadi guru pada bulan Desember 1980 saya menetap di Sumenep untuk urusan lamaran pekerjaan, pemberkasan dll. Sementara janji sepihak ketemu di Kangean sesuai surat, tak pernah terlaksana).
Nur Hakim
Nur Hakim Fokus adalah salah satu kiat untuk sukses

Post a Comment for "Buku Harian dan Kemampuan Literasi ( 8 )"