Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Buku Harian dan Kemampuan Literasi ( 1 )

Trulli

Buku Harian ini isinya adalah sebuah catatan perjalanan, puisi, surat untuk seorang sahabat dan lainnya. Didalamnya terangkum perasaan dan opini seorang remaja dalam menyikapi peristiwa-peristiwa tertentu dalam hubungannya dengan love affair, kenyataan, nilai dan norma serta harapan-harapannya di masa depan.

D ulu sebelum HP/Smartphone ada, sebagian orang menggunakan buku harian untuk mencatat aktifitas kesehariannya. Bagi orang-orang yang sibuk, yang memiliki aktifitas tinggi, seperti pejabat atau pengusaha, senantiasa membawa buku harian kemana ia pergi. Buku ini lebih familier disebut dengan buku Agenda.

Buku Agenda

Dalam buku Agenda, dicatat hal-hal yang penting berkenaan dengan rencana atau agenda kegiatan yang akan dilaksanakan, sekaligus mencatat hal-hal penting yang sudah dilaksanakan. Ini penting dilakukan bagi mereka agar mudah mengingatnya dan rekam jejaknya dapat digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan.

Saat ini, penggunaan buku Agenda sudah mulai tergantikan dengan adanya HP/Smartphone. Sebagian orang sudah beralih menggunakan Smartphone untuk mencatat agenda kegiatannya. Tapi pada sebagian orang ada yang masih tetap menggunakan buku Agenda karena pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Buku Agenda dan Buku Harian pada prinsipnya hampir sama, yaitu mencatat aktifitas harian. Perbedaanya hanya terletak pada soal urgensinya. Buku Agenda mencatat rencana kegiatan yang akan datang dan mencatat hal-hal yang penting secara ringkas apa yang sedang dan sudah dikerjakan. Berbeda halnya dengan Buku Harian yang berisi catatan yang lebih menekankan pada eksplorasi perasaan terhadap sebuah peristiwa.

Buku Harian

Penggunaan Buku Harian biasanya identik dengan anak remaja. Buku Harian biasanya mencatat peristiwa atau kejadian yang sudah terjadi. Sebagian anak remaja memanfaatkan buku harian untuk mencurahkan isi hatinya berkenaan dengan suasana kebatinan yang dialaminya.

Suasana kebatinan itu bisa bermacam-macam. Dia bisa mengungkap berbagai macam perasaan yang terjadi dalam hubungannya dengan teman sebaya, keluarga, sekolah dan masyarakat. Rasa bahagia, resah, galau, gejolak rasa yang seringkali terjadi antara keinginan dan kenyataan yang tidak sesuai harapan dan lain sebagainya.

Pertentangan atau pergolakan batin yang seringkali terjadi adalah soal nilai atau norma. Pada satu sisi ia ingin menunjukkan siapa dirinya, tapi pada sisi yang lain dia harus tunduk, taat dan terikat pada aturan, nilai dan norma yang ada.

Persoalan yang paling dominan biasanya adalah soal love affair. Remaja putra dan putri biasanya sudah mulai ada ketertarikan untuk saling mengenal lebih dekat. Kedekatan ini akan menimbulkan persoalan-persoalan baru bagi mereka. Tidak jarang menimbulkan konflik antara anak dengan teman sebayanya, dengan keluarga, gurunya di Sekolah dan dengan lingkungan sosial masyarakatnya.

Anak yang kreatif cenderung menggunakan buku harian sebagai pelampiasan atau pelarian dari persoalan-persoalannya. Dia akan mencatat dan menuangkan semampunya apa yang terjadi, apa yang ada dalam pikiran, perasaan dan opininya terhadap sebuah peristiwa.

Dengan menulis Buku Harian setidaknya akan mengurangi beban dalam jiwanya. Pergolakan pikiran, perasaan dan opini menjadi tersalurkan dan itu baik untuk meredakan suasana batin dan emosi dalam dirinya.

Kegiatan menulis buku harian ini jika dilanjutkan dan menjadi sebuah kebiasan yang dilakukan secara kontinue, tidak saja menguntungkan untuk mengontrol emosi dirinya saat itu, tetapi akan bermanfaat pada perkembangan kemampuan literasinya dikemudian hari.

Kemampuan Literasi

Kegiatan menulis buku harian, tanpa disadari akan melatih dan mengantar anak untuk bisa menuangkan ide dan gasasan kedalam bentuk bahasa tulis yang memang sangat diperlukan dalam menempuh pendidikan di Sekolah. Kecakapan menulis ini akan semakin terasa ketika pendidikan anak semakin tinggi. Terutama jika anak sudah mulai masuk jenjang Perguruan Tinggi.

Kebiasaan menulis buku harian akan mengasah kemampuan literasi anak. Kemampuan literasi ini akan berlanjut pada kemampuan menulis yang lain seperti menulis puisi, cerpen, naskah, artikel dan lainnya.

Kemampuan literasi ini tidak hanya dibutuhkan dalam menempuh pendidikan formal di Sekolah saja, tetapi kemampuan literasi dibutuhkan anak dalam kehidupannya bermasyarakat kelak.

Untuk meningkatkan kemampuan Literasi inilah yang sekarang sedang digarap oleh Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahkan tidak tanggung-tanggung, dijadikan sebuah Proyek Nasional dengan Program Asesmen Nasional.

Kita tahu bahwa kemampuan Literasi dan Numerasi menjadi fokus utama yang akan diukur atau diuji. Hasil AN kemudian akan digunakan untuk memperbaiki System Pendidikan dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Pelaksanaannya dicanangkan pada awal Tahun Ajaran 2021/2022 antara bulan September dan Oktober 2021.

Narasi diatas adalah sebagai mukaddimah, betapa pentingnya menulis buku harian jika dimanfaatkan betul sebagai sebuah Gerakan Literasi Sekolah, sebagaimana pernah saya posting sebelumnya.

Dua minggu terahir ini saya banyak mengupas perihal buku harian pada postingan blog. Saya jadi penasaran ingin membuka kembali Buku Harian yang pernah saya tulis. Setelah saya cari di gudang, disela-sela tumpukan buku dalam kardus yang sudah saya simpan beberapa tahun lamanya, saya temukan buku harian itu. Alhamdulillah keadaannya masih utuh dan bisa dibaca.

Untuk itu, mulai postingan kali ini, saya akan mencoba menampilkan cuplikan sebagian buku harian yang pernah saya tulis 40 tahun yang lampau. Postingan ini sesuai naskah aslinya, tanpa editing dan akan ditulis secara bersambung atau berseri dengan tanggal kejadian. Namun karena banyaknya halaman, maka akan ditulis kembali peristiwa atau kejadian yang menurut saya pantas di baca saja.

Buku harian ini isinya adalah sebuah catatan perjalanan, puisi, surat untuk seorang sahabat dan lainnya. Didalamnya terangkum perasaan dan opini seorang remaja dalam menyikapi peristiwa-peristiwa tertentu dalam hubungannya dengan love affair, kenyataan, nilai dan norma serta harapan-harapannya di masa depan.

Jika isi dan bobotnya menurut anda terlalu sederhana adalah hal yang wajar, karena ini buku harian yang ditulis secara spontan sebagai bentuk ekspresi, bukan untuk maksud publikasi.

Penulisan kembali di blog ini juga dimaksudkan agar apa yang pernah saya tulis 40 tahun yang lampau itu bisa tersimpan, karena buku bisa saja hilang dan musnah termakan usia. Sedangkan menulis di blog bisa tersimpan lebih aman di awan yang sewaktu-waktu bisa dibaca kembali kapan saja dan dimana saja.

Jika kebetulan anda membaca, postingan ini hanya semata-mata sebagai catatan pribadi sebuah rangkaian peristiwa yang sempat tercatat, tidak ada maksud apa-apa. Hanya sebagai catatan dan bukti bahwa kebiasaan menulis buku harian mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemampuan literasi anak dikemudian hari.

Syukur alhamdulilllah jika kemudian anda terinspirasi untuk mempraktekkan di Sekolah anda sebagai bentuk Gerakan Literasi Sekolah. Semoga bermanfaat. ( Bersambung )

Nur Hakim
Nur Hakim Fokus adalah salah satu kiat untuk sukses

Post a Comment for "Buku Harian dan Kemampuan Literasi ( 1 )"