Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Catatan Harian: Manusia dan Takdir.


Takdir menurut KBBI artinya ketentuan Tuhan; ketetapan Tuhan: nasib.

Percaya kepada takdir adalah salah satu Rukun Iman yang harus kita yakini sebagai seorang muslim.

Rukun iman yang terahir atau ke 6 ini, setelah percaya kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Akhir atau Kiamat ini sering menimbulkan persepsi yang berbeda.

Ada takdir baik dan takdir buruk, semua datangnya dari Allah SWT.

Takdir baik tentu datangnya dari Allah. Sedang takdir buruk ada yang punya pemahaman datangnya dari kita sebagai bentuk kelemahan, kelalaian dari kita sebagai manusia.

Manusia lahir, hidup dan mati mengikuti kehendak takdir. Garis perjalanan hidup dan mati manusia sudah tertulis dalam Lauhul Mahfuzh, sebuah kitab yang menuliskan seluruh catatan takdir dan kejadian di alam semesta.

Kitab ini terjaga dan keberadaannya telah ada sebelum penciptaan alam semesta dan umat manusia. Kita tinggal menjalani hidup ini sesuai skenario tunggal dari Allah SWT Yang Maha Agung, Yang Maha Tahu segalanya sebagai Suteradara Kehidupan.

Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). Al-Qur'an: Al-An'am 59.

Senin, tanggal 26 April 2021.

Keberadaan saya malam inipun tentu tidak terlepas dari ketentuan Allah. Allah yang mengerakkan saya malam ini berada di pusat kota Pamekasan, kota yang dulu 41 tahun yang yang lalu saya sempat 3 1/2 tahun mengenyam pendidikan di SPGN Pamekasan.

Malam ini, bertepatan dengan malam tanggal 15 bulan Ramadhan saya berada di depan taman kota yang dikenal dengan Arek Lancor.

Keberadaan saya malam ini bukanlah tanpa sebab. Terdorong sekedar ingin melihat dan mengenang kota Pamekasan, saya sempatkan jalan-jalan malam ini setelah selesai shalat tarawih di Mushalla di kawasan RSUD Dr.H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.

Sore tadi: menjelang buka puasa saya sampai di RSUD. Kunjungan ke RSUD kali ini adalah kali yang kesekian. Saya selalu bermalam disini dalam rangka membersamai Ibu yang sedang dalam perawatan karena patah tulang. Saya bersama adik-adik dalam dua minggu ini selalu bergantian menjaga ibu.

Suasana malam ini di seputaran Arek Lancor tentu saja sudah sangat jauh berbeda dengan suasana malam 41 tahun yang lalu ketika saya masih sekolah. Jalan-jalan utama yang melintas dekat area Arek Lancor sudah tertutup untuk semua kendaraan. Jalan yang bisa dilalui adalah jalan di tepi lapangan kawasan  Arek Lancor.

Di Sebelah barat ada Masjid Agung Asy-Syuhada ( dulu dikenal dengan nama  Masjid Jamik ) yang sudah direnovasi. Sebelah utara, Kantor Keresidenan masih berdiri utuh dari dulu. Sebelah Timur masih ada Gedung Bioskop Irama yang sudah lama tutup. Disampingnya ada Gereja yang masih tetap berdiri tanpa ada perubahan yang berarti. Di selatan ada deretan pertokoan, dulu Markas Militer Kodim Pamekasan yang sudah pindah ke daerah Pangligur. Disebelahnya dari dulu berdiri Hotel Garuda dan Kantor Pos Pamekasan.

Setelah nangkring sebentar, menikmati dan mengabadikan suasana malam di kawasan Arek Lancor dengan beberapa shoot video dan foto, saya jalan lagi. Tanpa terasa keliling sampai dua putaran. Sambil mencari sesuatu, barangkali ada yang menarik perhatian disekitarnya. Perhatian kemudian tertuju pada orang yang jualan Tahu Tek.

Makanan ini adalah makanan favorit saya waktu sekolah dulu. Tanpa pikir panjang saya kemudian makan disitu dan memesan 2 bungkus untuk adik-adik di Rumah Sakit. Untuk persiapan makan sahur, saya beli ayam goreng di Jalan Niaga, kawasan tempat kuliner yang sudah lama terkenal di Pamekasan pada malam hari.

Selasa, tanggal 27 April 2021.

Kematian adalah bagian dari ketetapan Allah. Seseorang tidak harus menunggu usia lanjut untuk mati. Usia senja hanyalah sekedar harapan hidup. Saat bayi baru saja lahir bisa saja ajalnya tiba. Rejeki, jodoh dan mati memang hanya Allah yang tahu.

Seperti sore ini, setelah waktu ashar, saya sempatkan ta'ziyah ke rumah teman, Rohani alumni SPGN Pamekasan 1980, di dusun Morleke, Baru Rambat Kota Kecamatan Pamekasan.

Anak laki-lakinya meninggal dunia di usia kisaran 40 tahun karena sakit. Ketika saya sampai di tempat, yang meninggal sudah dibawa ke pemakaman, sehingga saya langsung ke Pekuburan Umum di sebelah timur rumahnya dan mengikuti prosesi pemakaman hingga selesai. 

Anak adalah buah hati. Kehilangan orang yang disayangi sungguhlah amat berat. Ini adalah ujian. Hanya dengan sabar dan tawakkal ilallah kita bisa menghadapinya.

Turut berduka cita yang dalam saya sampaikan kawan! Semoga almarhum memperoleh ampunan dan ridhaNya, diterima semua amal baiknya dan sorga adalah tempat peristirahatan terakhirnya. 

Begitu halnya dengan musibah yang menimpa ibu. Ini juga adalah bagian dari ujian perjalanan hidup. Setelah melalui perawatan yang panjang selama 15 hari, malam ini ibu kami minta untuk pulang keluar dari Rumah Sakit.

Sebenarnya sudah boleh pulang 5 hari yang lalu menurut dokter, tetapi karena kondisi ibu masih lemah dan ada penyakit sampingan lain selain dari patah tulang yang butuh perawatan, maka sementara kami meminta untuk tetap berada di Rumah Sakit.

Usia Ibu memang sudah 76 tahun. Kondisi yang memang sudah tidak layak untuk patah tulang di usia tua, karena pada beberapa bagian tulang sudah banyak yang sudah kena osteoporosis. Bahkan lutut kanan sudah pernah oprerasi 5 tahun yang lalu di RS. Ortopedi Solo. Saya dan adik-adik dulu juga bergantian membersamai ibu di Solo selama kurang lebih satu bulan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 21.30 WIB. Dengan mobil ambulance Ibu berserta adik-adik yang merawat, meluncur pulang ke Sumenep. Saya sendiri bersama keponakan membawa sepeda motor, sarana transportasi selama ibu dalam perawatan.

Doa kami Ya Allah... semoga cepat sembuhkan ibu. Sakit dan tangisannya adalah derita kami semua. Senyum dan kesembuhannya adalah kebahagian kami juga. Jasanya sungguh tak tergantikan dengan apapun di dunia ini.

Itulah perjalanan hidup manusia, yang tidak bisa terlepas dari suratan takdir. Nasib baik dan buruk tetap haruslah kita terima dengan lapang dada karena itu adalah bagian ketetapan Allah SWT. Pasti ada rahasia dibalik itu yang kadang jarang kita sadari.

Semoga kita selalu bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap peristiwa yang terjadi, sehingga dapat menguatkan keyakinan kita kepada Allah SWT. Aamiin YRA.
Nur Hakim
Nur Hakim Fokus adalah salah satu kiat untuk sukses

Post a Comment for "Catatan Harian: Manusia dan Takdir."